Pengertian Pendidikan
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, didalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
Sekedar memperjelas pengertiannya, berikut ini kita kutipbeberapa definisi :
1.
Menurut Carter Education berarti :
-
Proses perkembangan pribadi
-
Proses sosial
-
Profesional cources
- Seni untuk membuat dan memahami ilmu pengetahuan yang
tersusun yang diwarisi/dikembangkan masa lampau oleh tiap generasi bangsa.
2. Menurut buku “HigherEducation for American Democracy”
Education is an
institution of civilized society, but thepurposes of education are not the same
in all societies. An educational system finds its the guiding principles and
ultimate goals in the aims and philosophy of the social order in wich it
functions (11 : 5).
Pendidikan ialah
satu lembaga dalam tiap-tiap masyarakat yang beradab, tetapi tujuan pendidikan
tidaklah sama dalam setiap masyarakat. Sistem pendidikan suatu masyarakat
(bangsa) dan tujuan-tujuan pendidikannya didasarkan atas prinsip-prinsip
(nilai-nilai), cita-cita dan filsafat yang berlaku dalam suatu masyarakat
(bangsa).
Dari uraian di atas dapat kita kemukakan kesimpulan sebagai berikut :
- Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rokhani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budinurani) dan jasmani (pancaindra serta ketrampilan-ketrampilan).
- Pendidikan berarti juga lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan.
Lembaga-lembaga
ini meliputi : keluarga, sekolah dan masyarakat (negara).
- Pendidikan merupakan pula hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya. Pendidikan dalam arti ini merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai satu kesatuan.
Konsep Mendidik, Mengajar dan Belajar
Terdapat perbedaan
mendasar antara mendidik dan mengajar, beberapa orang mungkin terjebak antara
definisi mendidik dengan mengajar. Padahal, terdapat perbedaan yang mendasar
antara keduanya. Mengajar merupakan kegiatan teknis keseharian seorang guru.
Semua persiapan guru untuk mengajar bersifat teknis. Hasilnya juga dapat diukur
dengan instrumen perubahan perilaku yang bersifat verbalistis. Tidak seluruh
pendidikan adalah pembelajaran, sebaliknya tidak semua pembelajaran adalah
pendidikan. Perbedaan antara mendidik dan mengajar sangat tipis, secara sederhana
dapat dikatakan mengajar yang baik adalah mendidik. Dengan kata lain mendidik
dapat menggunakan proses mengajar sebagai sarana untuk mencapai hasil yang
maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan
Mendidik lebih bersifat kegiatan berkerangka
jangka menengah atau jangka panjang. Hasil pendidikan tidak dapat dilihat dalam
waktu dekat atau secara instan. Pendidikan merupakan kegiatan integratif olah
pikir, olah rasa, dan olah karsa yang bersinergi dengan perkembangan tingkat
penalaran peserta didik.
Mengajar yang diikuti
oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi yang
disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya keterampilan dan
menghasilkan peru bahan sikap mental/kepribadian, sesuai dengan nilai-nilai
absolute dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan masyarakat dan bangsa
bagi anak didik adalah kegiatan mendidik. Mendidik bobotnya adalah pembentukan
sikap mental/kepribadian bagi anak didik , sedang mengajar bobotnya adalah
penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung
bagi semua manusia pada semua usia. Contoh seorang guru matematika mengajarkan
kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut tidak penuh perhitungan dalam
segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut baru sebatas mengajar belum
mendidik.
Istilah mengajar, mendidik dapat dibedakan tetapi sulit untuk dipisahkan.
Mengajar lebih ditekankan pada penguasaan pengetahuan tertentu, sedangkan mendidik lebih ditekankan pada pembentukan manusianya (penanaman sikap dan nilai-nilai).
Belajar adalah usaha anak didik untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pengertian Batas Awal dan Batas Akhir Proses
Batas kemungkinan
dididik ditentukan oleh keterbatasan potensi bawaan yang disebabkan oleh cacat
rohani jasmani yang berat. Menurut Langeveld, batas bawah (awal) atau saat siap memperoleh pendidikan
ialah pada saat anak sudah sanggup menerima dan mengakui kewibawaan pendidik.
Tampak pada usia 3,5 tahun dan jelas kelihatan pada usia 5 tahun. Saat anak
didik sanggup menerima dan mengakui kewibawaan pendidik dengan ikhlas dan
kesadaran sendiri yang menandakan dimulainya pendidikan sebenarnya, karena anak
didik benar – benar sadar bahwa apa yang diajarkan dan dilakukan pendidikan
adalah semata – mata untuk kepentingan dirinya. Menurut Langeveld, masa
sebelumnya merupakan masa pendidikan pendahuluan dimana anak hanya menuruti,
meniru orang tua dalam tingkah laku tertentu, dan tidak langsung dikaitkan
dengan tujuan pembendtukan pribadi dewasa susila. Selanjutnya dikatakan oleh
Langelveld, bahwa seseorang telah menyelesaikan pendidikannya bilamana telah
mencapai pribadi dewasa susila.
Sejak bayi sampai terbentuknya pribadi susila anak didik
tetap mendapat bantuan dan bimbingan dari pendidik, dan setelah menyelesaikan
pendidikannya tak ada lagi ikatan antara pendidik dan anak didik. Anak didik
itu sendiri akan terus menyempurnakan hidupnya namun pad saat – saat tertentu
dapat saja memperoleh pendidikan untuk menyempurnakan kepribadiannya. Oleh
karena itu pendidikan bisa berlangsung seumur hidup.
4. Pendidikan Sepanjang Hayat
Life long education cenderung
melihat pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam masyarakat untuk
mencapai perwujudan manusia secara penuh yang berjalan terus-menerus
seolah-olah tidak ada batasannya sampai meninggal. Ini berarti bahwa pendidikan
itu tidak hanya penting bagi anak-anak (yang biasa dianggap belum siap
kehidupan sosialnya dan melakukan peranan masyarakat dewasa), tetapi juga
penting untuk orang dewasa maupun orangtua dalam rangka pencapaian
perkemmbangan manusia yang penuh.
Bahwa manusia adalah makhluk yang tumbuh dan
berkembang. Ia ingin mencapai suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia
barusaha untuk meningkatkan kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar
atau tidak sadar, maka selama itulah pendidikan masih berjalan terus.
“Menuntut
ilmu adalah kewajiban setiap muslim dan muslimat. Tuntutlah ilmu sejak buaian
sampai lubang kubur. Tiada amalan umat yang lebih utama daripada belajar”.
5. Pendidikan sebagai Suatu Ilmu
Pendidikan merupkan salah
satu faktor penting yang dapat digunakan merealisasi bakat-bakat yang dibawa
manusia sejak lahir (talenta, teori konvergensi), sehinga manusia mempunyai
keterampilan yang dapat digunakan untuk menghidupi dirinya (profesi). Bila
semua masyarakat mempunyai ketrampilan yang berguna, dapat diharapkan akan
muncul masyarakat yang dinamis, efektif dan produktif.sasaran terakhir dari
masyarakat yang seperti itu adalah pencapaian cita-cita bangsa sesuai isi
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 ayat 1 yaitu “...memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”. Kesejahteraan
individu-individu melalui penghasilan yang diperolehnya, sedang penghasilan
dapat dicapai bila manusia memiliki ketrampilan dari hasil pendidikannya.
Ilmu ialah : - pengetahuan
yang telah diuji kebenarannya
- Membahas
tentang hal-hal yang dapat diamati (observabel)
6. Obyek Ilmu Pendidikan
·
Anak Didik
·
Pendidik
·
Materi Pendidikan
·
Metodelogi Pendidikan
·
Evaluasi Pengajaran
·
Alat-alat Pendidikan
·
Lingkungan Sekitar
·
Tujuan Pendidikan
7. Macam – Macam Ilmu Pendidikan
a. Normatif,
memiliki ciri – ciri dasar/aturan yang mendukung aturan – aturan dasar yang
sudah baku. Contoh : melestarikan budaya bangsa melalui pembinaan budaya –
budaya daerah yang bersifat positif.
b. Deskriptif :
menggambarkan seluruh peristiwa belajar dengan tepat/tidak dimanipulasi dari
mulai siapa siswa, apa yang telah diajarkan sampai nilai yang diberikan harus
betul – betul menggambarkan perolehan hasil belajar anak.
c. Teoritis,
mengkaji bidang keilmuannya secara luas (profesional) sampai hal – hal yang
sekecil – kecilnya (atomistik).
d. Praktis/terapan, teori –
teori yang dikaji digunakan untuk melancarkan proses pendidikan.
8. Hubungan Antara Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis
Pada dasarnya, semua ilmu
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Ilmu Murni : Ilmu
yang membahas/mendalami ilmu itu sendiri. Dalam pendidikan ilmu murni akan tampak dari adanya usaha membahas teori – teori
pendidikan secara dalam (sampai tingkat elementer-atomistik)
b. Ilmu Terapan : Ialah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses
kehidupan (sebagai alat yang memudahkan kehidupan). Dalam
kegiatan proses pendidikan menggunakan bantuan teori dan pendidikan dalam
mengatasi masalah – masalah anak didik tidak terkecuali pendidikan memerlukan
ilmu murni lain seperti : psokologi, matematika, biologi, untuk proses
pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa ilmu pendidikan tidak dapat berdiri
sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar